MAKALAH
PERBEDAAN PENDIDIKAN UMUM
DENGAN PENDIDIKAN KEJURUAN
Disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan Kejuruan
Dosen Pengampu : Drs.Alimuddin
Sa’ban Miru, M.Pd
Oleh
NAMA : FATMA S.
NIM :
1524040007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015/2016
ABSTRAK
FATMA S.
1524040007
PERBEDAAN PENDIDIKAN
UMUM DENGAN
PENDIDIKAN KEJURUAN
v + 27 Halaman
Pendidikan
yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan Umum merupakan Pendidikan
yang berkenaan dengan perkembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam
kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya sedengkan Pendidikan
Kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja
dalam bidang tertentu.
Kata Kunci : Pendidikan,
Pendidikan Umum, dan Pendidikan Kejuruan
i
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh
Tiada
kata yang patut diucapkan selain syukur kepada allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan taufik-Nya, sehingga makalah ini yang berjudul “Perbedaan
Pendidikan Umum dengan Pendidikan Kejuruan” dapat diselesaikan dalam waktu yang
tepat. Terimakasih terutama kepada Dosen Drs. Alimuddin Sa’ban Miru,M.Pd yang
telah memberikan saya bimbingan dan terimakasih kepada semua lembaga yang dapat
membantu saya untuk menyelesaikan makalah saya ini.
Secara
umum makalah ini dibuat berdasarkan tugas dari dosen mata kuliah Pengantar
Pendidikan Kejuruan di mana kita sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik
Elektro harus mengetahuinya agar kita dapat menambah wawasan tentang ilmu
pendidikan.
Harapan
saya sebagai penulis makalah ini agar dapat sekiranya memaklumi, jika pada
makalah ini masih terdapat kekurangan, mungkin dari segi materi ataupun hal-hal
yang lain. Karena apapun hasilnya itulah upaya dari hasil kerja saya, dan
itulah kemampuan saya. Saran dan kritik juga diperlukan oleh Penulis untuk
pertimbangan dan perbaikan makalah kedepannya.
Wassalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh.
Makassar, 18 Februari
2016
Penulis
F A T M A
S.
Nim. 1524040007
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar
Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan
dan Manfaat ..................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Pengertian Pendidikan ................................................................. 3
B. Pendidikan
Umum
....................................................................... 5
C. Pendidikan
Kejuruan..................................................................... 9
D. Perbedaan
Pendidikan Umum Dengan Pendidikankejuruan ........ 25
BAB III
PENUTUP ......................................................................................... 26
A. Kesimpulan .................................................................................. 26
B. Saran ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Baik disadari
ataupun tidak, sejak pertama kali kita dilahirkan ke dunia kita telah menerima
pendidikan. Pendidikan tersebut diberikan oleh orang tua kita, kita di didik
bagaimana berbicara, bagaimana makan, bagaimana mandi, diberi pendidikan cara
berjalan, memakai baju, dan hal mendasar dalam kehidupan lainnya. Seiring
dengan semakin bertambahnya usia maka pendidikan yang kita terima pun semakin
banyak. Umur 3 tahun kita mulai mengenal dunia pendidikan formal dengan playgroup,
taman kana-kanak, sekolah dasar, SMP, SMA, hingga akhirnya pendidikan di
perguruan tinggi.
Secara umum
pengertian pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar oleh semua
elemen yang ada di sekitar kehidupan kita, baik itu orang tua, keluarga, sahabat,
ataupun masyarakat secara umum, serta lembaga-lembaga pendidikan baik yang
resmi dan formal yang dibentuk oleh pemerintah dan pihak yang bertanggung jawab
di Indonesia, ataupun lembaga-lembaga nonformal. Pendidikan sendiri
bermacam-macam, ada pendidikan umum, pendidikan khusus, pendidikan kejuruan,
pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan karakter, pendidikan
vokasi, hingga pendidikan agama.
B. RUMUSAN
MASALAH
Rumusan
masalah pada makalah ini yaitu:
1.
Apa Pengertian Pendidikan ?
2.
Apa yang dimaksud Pendidikan Umum ?
3.
Bagaimana Teori Tentang
Pendidikan Kejuruan ?
4.
Apa perbedaan
Pendidikan Umum dengan Pendidikan Kejuruan ?
1
C. TUJUAN
DAN MANFAAT
Sebagaimana
rumusan masalah di atas maka dapat diambil tujuan dan manfaatnya sebagai
berikut:
1.
Mengetahui Pengertian Pendidikan
2.
Mengetahui Penjelasan mengenai Pendidikan Umum
3.
Dapat memahami Teori
Tentang Pendidikan Kejuruan
4. Mengetahui
perbedaan Pendidikan Umum dengan Pendidikan Kejuruan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PENDIDIKAN
Pengertian pendidikan menjadi hal yang
sebaiknya kita juga perlu ketahui untuk menambah wawasan kita terhadal hal yang
selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu
melewati proses pendidikan maka oleh sebab itulah kita sebagai pelaku harus
paham juga apa pengertian pendidikan itu sendiri.
Pengertian
pendidikan bukan hanya untuk di ketahui belaka melainkan dengan
memahaminya lalu berusaha untuk menjalankan perosesnya berdasarkan apa yang
memang tertuang dalam pengertian pendidikan tersebut. Kita terlalu sering
melihat berbagai kejadian nyata yang mencoreng nama baik dari pendidikan
tersebut mungkin salah satu penyebabnya adalah dikarenakan mereka tidak
menguasai nilai – nilai apa yang di artikan dalam kata pendidikan itu sendiri.
Berkaitan
dengan Pengertian Pendidikan para Ahli telah menyampaikan pendapat mereka
masing – masing tentang apa itu penertian pendidikan, namun sebelum kependapat
para Ahli kita akan bahas tentang kata Pendidikan itu sendiri :
3
Kata
Pendidikan berdasarkan KBI berasal dari kata ‘didik’ dan kemudian mendapat
imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik.
Kata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa yunani kuno
yaitu dari kata “ Pedagogi “ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “
dan Juga “ kata Ogogos “ artinya “ membimbing ”. dari beberapa kata tersebut
maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang
mempelajari tentang seni mendidik Anak .Secara bahasa definisi pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang
sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Kemudian
kita berlanjut pada UU tentang adanya pendidikan tersebut, Menurut UU No. 20
tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah usaha yang di lakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara. Undang – undang inilah yang menjadi dasar
berdidirinya proses pendidikan yang ada di Negara Indonesia.
Pengertian pendidikan menurut para Ahli, sebelum
kita mengambil pendapat para filosofi pendidikan dari orang barat, maka kita
mengambil pengertian pendidikan berdasarkan apa yang di sampaikan oleh bapak
pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara, beliau telah menjelaskan
tentang pengertian pendidikan sebagai berikut :
“ Pendidikan yaitu tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.” Ki Hajar Dewantara.
4
B.
PENDIDIKAN
UMUM
a.
Pengertian Pendidikan Umum (General
Education)
Beberapa
pengertian tentang Pendidikan Umum:
1. Pendidikan yang berkenaan dengan
perkembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
2.
Program
pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan
mahasiswa.
3.
Program
pendidikan bagi semua orang dan menitikberatkan kepada internalisasi nilai pada
diri seseorang agar memiliki rasa tanggung jawab terdahap diri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan warga dunia agar senantiasa berpikir kritis;
konstruktif; ilmiah; menghormati gagasan orang lain; emosi stabil , dengan
dilandasi prinsip-prinsip etika dan moral. (Sudirman, 2008:
http://dedencorner.blogspot.com/)
4.
Dalam
SK Mendiknas No.008-E/U/1975 disebutkan bahwa Pendidikan Umum ialah pendidikan
yang bersifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan mencakup program
Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara yang
baik.
Dari beberapa pengertian tentang pendidikan umum di atas, ditarik kesimpulan
bahwa Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang mengembangkan
keseluruhan kepribadian siswa dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir ilmiah
dan mengelola emosi dilandasi etika dan moral yang berfungsi membina siswa dan
mahasiswa menjadi warga Negara yang baik.
b. Latar
Belakang Pendidikan Umum (General Education)
Pendidikan umum muncul sebagai reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern
yang mendewakan produk teknologi dan
5
cenderung
mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari produk sistem
pendidikan modern yang sekular, yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan
spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat
universal nyaris terabaikan.
Laporan lima puluh tahunan dari Nation Society for the study of education tahun
1958, program studi general education di Amerika, dilatarbelakangi oleh empat
hal, yaitu :
1.
Sebagai
reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para
spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang menakjubkan, sementara
mereka lupa pada nilai-nilai esensial kemanusiaannya.
2.
Sebagai
reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus dengan perolehan
peradaban yang lebih luas
3.
Sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan
kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa
4.
Sebagai
reaksi terhadap formalism dalam pendidikan liberal
Abad 20 di Amerika dan Eropa, hasil analisis mereka menyimpulkan bahwa sistem
pendidikan modern telah menghasilkan para saintis dan teknokrat yang handal
tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian yang
matang.
c. Tujuan
Pendidikan Umum
Arah atau tujuan program Pendidikan Umum ialah menyiapkan latarbelakang
akademik atau prior-knowledge yang kaya mengenai kegiatan-kegiatan manusia dan
mengenai pengetahuan secara terorganisir. Untuk itu, sejumlah lembaga
pendidikan guru diarahkan
6
kepada materi
pelajaran yang terpadu, baik materi pelajaran yang ada di Fakultas Ilmu-Ilmu
Sosial; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Fisika; Sastra; Humaniora – maupun materi
pelajaran yang ada di Fakultas Pendidikan itu sendiri.
Prinsip dasar program Pendidikan Umum ialah diarahkan kepada penguasaan
pengetahuan dan keahlian, meningkatkan rasa tanggung jawab sosial, mengetahui
beberapa wilayah pengetahuan lain, adanya relasi antara satu wilayah
pengetahuan dengan pengetahuan lainnya, dan yang penting ialah kualitas pemahaman
seseorang terhadap suatu wilayah pengetahuan atau adanya suatu keterpaduan
makna atau meaningful unity dalam struktur kurikulum.
Menurut Philip H. Phenix dalam bukunya yang berjudul Realms of Meaning, ruang
lingkup pendidikan umum hendaknya mencakup enam bidang makna, yaitu:
1.
Makna
Symbolycs, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung.
2.
Makna
Empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda.
3.
Makna
Esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam.
4.
Makna
Ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk.
5.
Makna
synoetics, yaitu kemampuan berpikir logis dan rasional sehingga dapat memaknai
benar dan salah.
6.
Makna
Synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat.
Paul Dressel dan Margareth F.Lorimer dalam Chester W. Harris (Encyclopedia for
Educational Research) menyatakan bahwa program pendidikan umum terdiri dari :
1.
Communication:
terdiri atas bahasa; menulis, membaca, bercakap-cakap dan mendengar.
7
2.
Social
science: terdiri atas; sosiologi, ilmu politik, ekonomi,antrapologi, geografi ,
dan sejarah.
3.
Science
and Mathematics: terdiri atas; fisika, biologi, kimia dan matematika.
4.
Humanities
terdiri atas; sejarah, filsafat, agama, musik, melukis, tarian, arsitektur.
5.
Personal
adjustment: terdiri atas; sosiologi, phisiologi, psikologi dan filsafat.
Dengan demikian, ruang lingkup Konsep Pendidikan Umum ialah mencerminkan tujuan
pendidikan itu sendiri yang dijadikan landasan filosofis.
d. Konsep
Pendidikan Umum di Indonesia
Konsep pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan pendidikan nasional,
kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan secara terintegrasi. Untuk ditingkat perguruan tinggi di sebut mata
kuliah dasar umum (MKDU) yaitu sekelompok mata kuliah yang memberikan landasan
dalam pengembangan dunia spesialisnya masing-masing. MKDU dirubah menjadi MPK
dan MBB. Kedua kelompok bidang studi ini merupakan salah satu bentuk
pembelajaran mahasiswa perguruan tinggi Indonesia dalam pencapaian tujuan utama
pendidikan nasional, yaitu membentuk kepribadian utuh melalui proses
pembelajaran secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan multi atau
interdisipliner.
8
C.
PENDIDIKAN
KEJURUAN
Pendidikan
kejuruan di Indonesia telah berumur 150 tahun lebih, sejarah mencatat sekolah
kejuruan pertama pada zaman belanda tahun 1853, adalah Sekolah Pertukangan
Surabaya (Ambacht School Van Soerabaia). Di Bandung di buka Ambacht School
and Ambacht Leergang, yang kemudian menjadi Sekolah Teknik Ciroyom. Pendidikan
kejuruan pada zaman penjajahan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja Belanda. Hingga awal kemerdekaan konsep pendidikan kejuruan mengkuti
pendidikan kejuruan di Belanda. Sejak pelita digulirkan pada akhir tahun 60an
bentuk pendidikan kejuruan mulai mengadopsi model dan negara lain. Mulai saat
ini secara perlahan pendidikan kejuruan mulai mendapat tempat pada sistem
pendidikan di Indonesia.
Awal upaya
terpadu pengembangan pendidikan kejuruan pada Pelita V (melalui UU No. 2 Tahun
1989) dapat dikatakan merupakan tonggak awal pengembangan pendidikan kejuruan
secara terpadu di Indonesia. PP No. 29 Tahun 1990 terdapat 3 pasal sebagai
dasar berpijak bagi pengembangan pendidikan kejuruan. Upaya lain adalah kerjasama
pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan industry. Penerapan pendidikan
sistem ganda melalui konsep “Link and Match” merupakan tonggak bersejarah bagi
awal upaya pemerintah melibatkan industri dalam pendidikan kejuruan. Kemudian
dengan Pembentukan Majelis Pendidikan Kejuruan NasonaI (MPKN) dan Pembentukan
MPKN untuk propinsi.
Strategi
pengembangan pendidikan kejuruan setelah orde reformasi adalah dengan
mengembangkan mutu dan relevansi dan membina sejumlah SMK bertaraf
internasional. Perluasan dan pemerataan akses dengan tetap memperhatikan mutu
pendidikan dan meningkatkan manajemen SMK dengan menerapkan prinsip.
9
1.
Hakekat
dan Tujuan Pendidikan Kejuruan
Pada
hakekatnya arah pendidikan ada 3 stream:
a.
Education for
Democracy (John Dewey), aliran democracy“pendidikan sebagai sarana
demokrasi” Pendidikan bersifat umum, siswa mengikuti pendidikan tidak
ditargetkan untuk menjadi tukang yang slap kerja, tetapi untuk mengetahui dan
memahami apa yang terjadi di lingkungannya. Siswa diperkenalkan dengan masalah
baru dan dilatih menyelesaikan. Siswa mampu mengembangkan kemampuan, mencari
alternative melanjutkan pendidikan atau bekerja, pemecahannya dan berani untuk
mengambil keputusan (Pendidikan umum).
b.
Education for
earning money for irfe (Charles Prosser), aliran social
efficiency pendidikan bagi para siswa yang ingin mengembangkan karier
untuk bekerja setelah lulus. Mempersiapkan siswa untuk bekerja setelah lulus
(Pendidikan kejuruan).
c.
Education for
all (Paulo Freire) konsep “Life long education” (pendidikan seumur hidup).
Pendidikan Luar Sekolah, pendidikan ditunjuk bagi minoritas, bagi mereka yang
tidak mendapatkan kesempatan melalui pendidikan formal.
Mengacu
pada hakekat pendidikan di atas maka pendidikan kejuruan merupakan:
a.
Education for
employment: (pendidikan untuk pekerjaan) siswa mengikuti pendidikan ditargetkan
untuk menjadi pribadi yang siap kerja, dan untuk mengetahui serta memahami apa
yang terjadi di lingkungannya. Siswa diperkenalkan dengan masalah baru dan
dilatih untuk menyelesaikan. Siswa mampu mengembangkan kemampuan, mencari
alternatif melanjutkan pendidikan atau bekerja,
10
pemecahannya dan berani untuk mengambil
keputusan dalam lingkungan pendidikan sebagai pekerjaannya.
b.
Education for
employability: (pendidikan untuk kelayakan kerja) siswa mengikuti pendidikan
ditargetkan untuk menjadi tenaga kerja ahli yang profesional, berdedikasi,
mengetahui dan memahami serta merespon dengan cepat apa yang terjadi di
lingkungannya. Siswa diperkenalkan dengan masalah baru dan dilatih untuk
menyelesaikan, juga mampu mengembangkan sendiri kemampuannya, mencari
alternatif pekerjaan, serta pemecahannya untuk berani mengambil keputusan
dengan cepat.
c.
Education for
self-employment: (pendidikan untuk mempekerjakan diri sendiri) siswa mengikuti
pendidikan ditargetkan untuk menjadi usahawan, dan untuk mengetahui, memahami
serta membaca peluang usaha yang ada di lingkungannya. Siswa diperkenalkan
dengan jenis usaha, masalah yang mungkin mucul dilatih untuk menyelesaikannya.
Siswa mampu mengembangkan kemampuan, mencari alternatif melanjutkan
mengembangkan usahanya, pemecahannya dan berani untuk mengambil keputusan
Berikut
adalah di antara pengertian dan tujuan pendidikan kejuruan dari berbagai sumber
dan pakar pendidikan.
1.
Pendidikan kejuruan
adalah pendidikan yang mempersiapkan pesertadidik untuk dapat bekerja dalam
bidang tertentu. (UUSPN 2 1989).
2.
Pendidikan Kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang mengah yangmengutamakan pengembangan kemampuan
siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan. (PP 29 tahun 1990 Pasal 1
ayat 3)
11
3.
Pendidikan
kejuruan adalah pendidikan yang diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar
para lulusan memiliki keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian,
kerumahtanggaaotomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya
(Snedden, 1917:8).
Dari
berbagai definisii di atas dapat kita kemukakan bahwa pendidikan kejuruan
adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan
mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara
produktif dan professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang
lebih tinggi.
2.
Fungsi
Pendidikan Kejuruan
Pendidikan
kejuruan berfungsi menyiapkan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang
mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki
keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan. Sebagai suatu
pendididikan khusus, pendidikan kejuruan direncanakan untuk mempersiapkan
peserta didik untuk memasuki dunia kerja, sebagai tenaga kerja produktif yang
mampu menciptakan produk unggul yang dapat bersaing di pasar global dan
professional yang memiliki kualitas moral di bidang kejuruannya (keahliannnya).
Di samping itu pendidikan kejuruan juga berfungsi mempersiapkan siswa menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Fungsi
pendidikan kejuruan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif antara lain
meliputi:
a.
Memenuhi keperluan
tenaga kerja dunia usaha dan industri.
b.
Menciptakan lapangan
kerja bagi dirinya dan bagi orang lain.
c.
Merubah status siswa
dari ketergantungan menjadi bangsa yang berpenghasilan (produktif).
12
Sedangkan
sebagai tenaga kerja professional siswa mampu mengerjakan tugasnya secara
cepat, tepat dan effisien yang didasarkan pada unsur-unsur berikut:
a.
ilmu atau teori yang
sistematis,
b.
kewenangan professional
yang diakui oleh klien,
c.
sanksi dan pengakuan
masyarakat akan keabsahan kewenangannya dan
d.
kode etik
yang regulative.
Selanjutnya,
menyiapkan siswa menguasai IPTEK dimaksudkan agar siswa:
a.
Mampu mengikuti,
menguasai, dan menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK.
b.
Memiliki kemampuan
dasar untuk dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan
3.
Tinjauan
Filosofis
Landasan
filosofis yang mendasari pendidikan kejuruan, harus mampu menjawab dua
pertanyaan : pertama, Apa yang harus diajarkan? dan kedua, Bagaimana
harus mengajarkan? (Calhoun dan Finch, 1982). Chalhoun dan Finch menegaskan
bahwa sumber prinsip-prinsip fundamental pendidikan kejuruan adalah
individu dan perannya dalam suatu masyarakat demokratik, serta peran pendidikan dalam
transmisi standar sosial
Secara
filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan
psikologis peserta didik dan perkembangan atau kondisi sosial budaya
masyarakat.
13
a. Perkembangan
psikologis peserta didik
Manusia, secara umum mengalami
perkembangan psikologis sesuai dengan pertambahan usia dan berbagai faktor
lainnya; yaitu latar belakang pendidikan,
ekonomi keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang mengkibatkan perbedaan dalam
dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta
didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati
diri. Fondasi kejiwaan yang kuat diperlukan peserta didik agar berani
menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik
kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk
dan jenisnya serta meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih
tinggi.
b. Kondisi
sosial budaya
Pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan
yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), diserap dari masyarakat
(nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah (formal) akan menyatu dalam
diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling mengisi dan
diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.
4.
Filsafat
Pendidikan Kejuruan
Filsafat
adalah apa yang diyakini sebagai suatu pandangan hidup dan landasan berpikir
yang diianggap benar dan baik. Filsafat menurut Jalius Jama: 2010 meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a.
Usaha secara spekulatif
untuk menyajikan pandangan yang sistematis dan lengkap tentang kenyataan.
b.
Usaha mendeskripsikan
sifat dasar yang terdalam dan sesungguhnya dari kenyataan.
14
c.
Usaha untuk menentukan
batas-batas dan lingkup pengetahuan.
d.
Penyelidikan secara
kritis terhadap hipotesis.
e.
Ilmu untuk membantu
seseorang untuk memaknai (purposeful meaning) apa yang dikatakan dan apa yang
dilihat dan apa yang dilakukan.
Dalam
pendidikan kejuruan ada dua aliran filsafat yang sesuai dengan keberadaanya,
yaitu eksistensialisme dan esensialisme. Eksistensialisme berpandangan bahwa
pendidikan kejuruan harus mengembangkan eksistensi manusia untuk bertahan
hidup, bukan merampasnya. Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa
pendidikan kejuruan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta
didik seoptimal mungkin melalui fasilitasi yang dilaksanakan melalui proses
pendidikan yang bermartabat, pro perubahan (kreatif, inovatif dan
eksperimentatif), menumbuhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan
peserta didik. Sedangkan esensialisme berpandangan bahwa pendidikan
kejuruan harus mengaitkan dirinya dengan sistem-sistem yang lain seperti
ekonomi, politik, sosial, ketenaga kerjaan serta religi dan
moral. Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi
dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun
kebutuhan kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik local,
nasional, maupun internasional. Dalam menaktualisasikan kedua filosofi
tersebut, empat pilar pendidikan yaitulearn to know, learning to do, learning
to live together, and learning to bemerupakan patokan berharga bagi
penyelenggara praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan kejuruan mulai dari
kurikulum, tenaga pendidik (guru), proses belajar mengajar, sarana dan
prasarana, hingga penilaian.
15
Menurut
Teori Prosser (dalam presentasi oleh Bachtiar Hasan: 2010 berjudul Pendidikan
Kejuruan di Indonesia), landasan filsafat pendidikan kejuruan dapat diringkas
sebagai berikut:
a.
Sekolah kejuruan akan
efektif jika siswa diajar dengan materi, alat, mesin dan tugas-tugas yang sama
atau tiruan dimana siswa akan bekerja.
b.
Sekolah kejuruan akan
efektif hanya jika siswanya diperkenalkan dengan situasi nyata untuk berfikir,
berperasaan, berperilaku seperti halnya pekerja, di industri, dimana siswa akan
bekerja setelah lulus.
c.
Sekolah kejuruan akan
efektif jika siswa dilatih langsung untuk berfìkir dan secara teratur.
d.
Untuk setiap jenis
pekerjaan, individu harus memiliki kemampuan minimum agar mereka bisa
mempertahankan diri untuk bekerja dalam posisi tersebut.
e.
Pendidikan kejuruan akan
efektif jika membantu individu untuk mencapai cita-cita, kemampuan, dan
keinginannya pada tingkat yang lebih tinggi.
f.
Pendidikan kejuruan
untuk suatu jenis keahlian, posisi dan keterampilan akan efektif hanya
diberikan kepada siswa yang merasa memerlukan, menginginkan dan mendapatkan
keuntungan.
g.
Pendidikan kejuruan
akan efektif apabila pengalaman latihan yang dilakukan akan membentuk kebiasaan
bekerja dan berfikir secara teratur dan betul-betul diperlukan untuk
meningkatkan prestasi kerja.
h.
Pendidikan kejuruan
akan efektif jika diajar oleh guru dan instruktur yang telah memiliki
pengalaman dan berhasil di dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan
mengenai operasi dan proses kerja yang dilakukan.
16
i.
Pendidikan kejuruan
harus memahami posisinya dalam masyarakat, dan situasi pasar, melatih siswa
untuk dapat memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja dan dengan menciptakan kondisi
kerja yang lebih baik.
j.
Menumbuhkan kebiasaan
kerja yang efektif kepada siswa hanya akan terjadi apabila training yang
diberikan berupa pekerjaan nyata, dan bukan merupakan latihan semata.
k.
Materi training yang
khusus pada jenis pekerjaan tertentu hendaknya merupakan pengalaman tuntas pada
pekerjaan tersebut.
l.
Untuk setiap jenis
pekerjaan mempunyai ciri khusus, sehingga memerlukan materi diklat khusus pula.
m.
Pendidikan kejuruan
akan menghasilkan pelayanan yang efisien apabila penyelenggaraan training
diberikan kepada sekelompok siswa yang memerlukan (motivasi) dan memperoleh
keberhasilan dari program tersebut.
n.
Pendidikan kejuruan
akan efisien dan efektif apabila metode pembelajaran memperhatikan
karakteristik siswa.
o.
Administrasi pendidikan
kejuruan akan efisien apabila dilaksanakan dengan fleksibel, dinamis dan
terstandar.
p.
Walaupun setiap usaha
perlu dilaksanakan sehemat mungkin, pembiayaan pendidikan yang kurang dan batas
minimum tidak bisa dilaksanakan secara efisien. Dan jika pembelajaran tidak
bisa menjangkau dengan biaya minimum, sebaiknya pendidikan kejuruan tidak
dilaksanakan (Prosser dan AlIen, 1825).
5.
Arah
Prinsip Pendidikan Kejuruan Dikaitkan dengan Masyarakat
Miller:
1986 memberikan 10 prinsip pendidikan kejuruan dikaitkan dengan masyarakat
(people) sebagai berikut:
17
a.
Bimbingan
Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam pendidikan kejuruan.Lembaga
pendidikan dan kejuruan diharapkan bisa memberikan bimbangan dan tuntunan
kepada masyarakat sekitar dalam memecahkan maslah hidup dan kehidupannya.
b.
Belajar seumur hidup
Prinsip belajar seumur hidup atau terus menerus dapat diterapkan pada
pendidikan kejuruan karena pendidikan kejuruan harus selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c.
Memenuhi kebutuhan
masyarakat
Pendidikan kejuruan harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik secara
individu, masyarakat maupun nasional.
d.
Pendidikan kejuruan
terbuka bagi semua
Pendidikan kejuruan terbuka bagi semua lapisan masayarakat tanpa terkecuali,
tanpa membedakan yang kaya dan yang miskin, pria dan wanita.
e.
Penempatan
Bukan hanya melahirkan lulusan yang memiliki kompetensi, pendidikan kejuruan
juga bertanggung jawab untuk dalam penempatan lulusannya untuk menduduki
berbagai bidang pekerjaan dalam kehidupannya sesuai dengan kompetensinya.
f.
Perbedaan peran jenis
kelamin
Pendidikan kejuruan dapat berperan menghilangkan anggapan salah sebagian
masyarakat bahwa pendidikan kejuruan hanya untuk kaum pria saja. Sesuai dengan
prinsip sebelumnya bahwa pendidikan kejuruan tidak membedakan antara pria dan
wanita.
18
g.
Individu dengan
kebutuhan khusus dilayani melalui pendidikan kejuruan Sebagian individu/
masyarakat memiliki kebutuhan khusus yang berbeda dengan yang lain. Hal ini
dapat dilayani melalui pendidikan kejuruan.
h.
Organisasi siswa adalah
suatu corak pendidikan kejuruan integral
Melalui pendidikan kejuruan dapat dibentuk organisasi siswa secara integral.
i.
Guru pendidikan
kejuruan merupakan guru pendidikan profesi dan jabatan.
Guru merupakan komponen utama dan penting dalam pendidikan kejuruan. Oleh sebab
itu guru harus memiliki kompetensi khusus dalam bidang yang diajarkannya
(kompetensi akademik) dan mengetahui bagaimana cara mengajar (kompetensi
pedagogik).
j.
Etos kerja (work ethic)
dipromosikan melalui pendidikan kejuruan.
Etos kerja dapat diartikan sebagai kebiasaan kerja, kecendrungan modal kerja
atau pandangan hidup kerja. Melalui pendidikan kejuruan siswa dilatih untuk
meningkatkan etos kerjanya, prestasi kerjanya dan pada gilirannya dapat
mencapai produktivitas yang tinggi.
Dalam
kaitannya dengan prinsip pengajaran pendidikan kejuruan, Miller juga memberikan
8 prinsip sebagai berikut:
1)
Kesadaran akan karir
adalah bagian penting dalam pendidikan kejuruan khususnya pada proses awal
pendidikan itu sendiri.
2)
Pendidikan kejuruan
merupakan pendikan yang menyeluruh dan merupakan bagian dari masyarakat (public
system).
3)
Kurikulum dalam
pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan dunia kerja/ dunia industry.
19
4)
Jabatan atu pekerjaaan
dalam kelompok/ keluarga sebagai salah satu pengembangan kurikulum pendidikan
kejuruan khususnya pada tingkat menengah.
5)
Inovasi merupakan
bagian yang sangat ditekankan dalam pendidikan kejuruan.
6)
Seseorang dipersiapkan
untuk dapat memasuki dunia kerja melalui pendidikan kejuruan.
7)
Keselamatan kerja
merupakan unsure penting dalam pendidikan kejuruan.
8)
Pengawasan dalam
peningkatan pengalaman okupasi/ pekerjaan dapat dilakukan melalui pendidikan
kejuruan.
6.
Pendidikan
Kejuruan dan Tuntutan Pengelolaan Pendidikan Kejuruan
Tuntutan
pengelolaan pada pendidikan kejuruan harus sesuai dengan kebijakan link and
match, yaitu perubahan dari pola lama yang cenderung berbentuk pendidikan demi
pendidikan ke suatu yang lebih terang, jelas dan konkrit menjadi pendidikan
kejuruan sebagai program pengembangan sumber daya manusia. Dimensi pembaharuan
yang diturunkan dari kebijakan link and match, yaitu
a.
Perubahan dari
pendekatan Supply Driven ke Demand Driven
Dengan demand driven ini mengharapkan dunia usaha dan dunia industri
atau dunia kerja lebih berperan di dalam menentukan, mendorong dan menggerakkan
pendidikan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang lebih berkepentingan dari
sudut kebutuhan tenaga kerja.
20
b.
Perubahan dari pendidikan
berbasis sekolah (School Based Program) ke sistem berbasis ganda (Dual Based
Program)
Pendidikan yang dilakukan melalui proses bekerja di dunia kerja akan memberikan
pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dunia kerja yang tidak mungkin atau
sulit didapat di sekolah, antara lain pembentukan wawasan mutu, wawasan
keunggulan, wawasan pasar, wawasan nilai tambah, dan pembentukan etos kerja.
c.
Perubahan dari model
pengajaran yang mengajarkan mata-mata pelajaran ke model pengajaran berbasis
kompetensi
Perubahan ke model pengajaran ke berbasis kompetensi, bermaksud menuntun proses
pengajaran secara langsung berorientasi pada kompetensi atau satuan-satuan
kemampuan.
d.
Perubahan dari program
dasar yang sempit (Narrow Based) ke program dasar yang mendasar, kuat dan luas
(Broad Based)
Kebijakan link and match menuntut adanya pembaharuan, mengarah kepada
pembentukan dasar yang mendasar, kuat dan lebih luas.
e.
Perubahan dari sistem
pendidikan formal yang kaku, ke sistem yang luwes dan menganut
prinsip multy entry, multy exit.
Prinsip ini memungkinkan peserta didik SMK yang telah memiliki sejumlah satuan
kemampuan tertentu (karena program pengajarannya berbasis kompetensi) untuk
mendapatkan kesempatan kerja di dunia kerja
f.
Perubahan dari sistem
yang tidak mengakui keahlian yang telah diperoleh sebelumnya, ke sistem yang
mengakui keahlian yang diperoleh dari mana dan dengan cara apapun kompetensi
itu diperoleh (Recognition of prior learning) Sistem baru pendidikan kejuruan
harus mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kompetensi yang
dimiliki oleh seseorang. Sistem ini akan memotivasi banyak orang yang sudah
memiliki kompetensi tertentu
21
g.
Perubahan dari
pemisahan antara pendidikan dengan pelatihan kejuruan, ke sistem baru yang
mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan kejuruan secara terpadu.
Program baru pendidikan yang mengemas pendidikannya dalam bentuk paket-paket
kompetensi kejuruan, akan memudahkan pengakuan dan penghargaan terhadap program
pelatihan kejuruan dan program pendidikan kejuruan.
h.
Perubahan dari sistem
terminal ke sistem berkelanjutan
Sistem baru tetap mengharapkan dan mengutamakan tamatan SMK langsung bekerja,
agar segera menjadi tenaga produktif, dapat memberi return atas investasi SMK.
i.
Perubahan dari
manajemen terpusat ke pola manajemen mandiri (prinsip desentralisasi)
Pola baru manajemen mandiri dimaksudkan memberi peluang kepada propinsi dan
bahkan sekolah untuk menentukan kebijakan operasional, asal tetap mengacu
kepada kebijakan nasional. Kebijakan nasioanl dibatasi pada hal-hal yang bersifat
strategis, supaya memberi peluang bagi para pelaksana di lapangan
berimprovisasi dan melakukan inovasi.
j.
Perubahan dari
ketergantungan sepenuhnya dari pembiayaan pemerintah pusat, ke swadana dengan
subsidi pemerintah pusat.
Sistem baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan swadana pada SMK, dan posisi
lokasi dana dari pemerintah pusat bersifat membantu atau subsidi. Sistem ini
juga diharapkan mampu mendorong SMK berpikir dan berperilaku ekonomis.
22
7.
Tuntutan
Pendidikan Kejuruan Menjawab Kebutuhan Masyarakat
Ditinjau
dari perspektif perkembangan kebutuhan pembelajaran dan aksesibilitas duia
usaha/industri, sekurang-kurangnya tiga dimensi pokok yang menjadi tantangan
bagi kita terutama SMK , baik dalam konteks regional maupun nasional,
diantaranya :
a.
Implementasi program
pendidikan dan pelatihan harus berfokus pada pendayagunaan potensi sumber daya
lokal, sambil mengoptimalkan kerjasama secara intensif dengan institusi
pasangan
b.
Pelaksanaan kurikulum
harus berdasarkan pendekatan yang lebih fleksibel sesuai dengan trend
perkembangan dan kemajuan teknologi agar kompetensi yang diperoleh peserta
didik selama dan sesudah mengikuti program diklat, memiliki daya adaptasi yang
tinggi
c.
Program pendidikan dan
pelatihan sepenuhnya harus berorientasi mastery learning (belajar tuntas)
dengan melibatkan peran aktif – partisipatif para stakeholders pendidikan,
termasuk optimalisasi peran Pemerintah Daerah untuk merumuskan pemetaan
kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya sebagai input bagi SMK dalam
penyelenggaraan diklat berkelanjutan
Upaya
untuk mempertahankan SMK yang dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat,dan
didalamnya mencakup kemana arah Pendidikan Kejuruan dibawa, dalam hal ini SMK
harus mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Dalam menjalankan peran
dan fungsinya tersebut, maka pendidikan dan pelatihan di SMK perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan kejuruan yang dikemukakan Prosser
(Djojonegoro, 1998); sebagai berikut :
a.
Pendidikan kejuruan
akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan
dimana nanti ia akan bekerja.
23
b.
Pendidikan kejuruan
yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan
cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.
c.
Pendidikan kejuruan akan
efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti
yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendri
d.
Pendidikan kejuruan
akan efektif jika dia dapat memampukan setiap individu memodali minatnya,
pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.
e.
Pendidikan kejuruan
yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan
kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang dapat untung
darinya.
f.
Pendidikan kejuruan
akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan
kebiasaan berfkir yang benar diulangkan sehingga pas seperti yang diperlukan
dalam pekerjaan nantinya.
g.
Pendidikan kejuruan
akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan
keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.
h.
Pada setiap jabatan ada
kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat
bekerja pada jabatan tersebut.
i.
Pendidikan kejuruan
harus memperhatikan permintaan pasar (memperhatikan tanda-tanda pasar kerja).
j.
Pendidikan kejuruan
akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan
seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat
pengajaran kejuruan.
24
D.
PERBEDAAN
PENDIDIKAN UMUM DENGAN PENDIDIKANKEJURUAN
Perbedaan
pendidikan umum dengan pendidikan kejuruan dapat dilihat dari definisinya
masing-masing:
1.
Pendidikan
Umum merupakan program pendidikan yang mengembangkan keseluruhan kepribadian
siswa dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir ilmiah dan mengelola emosi
dilandasi etika dan moral yang berfungsi membina siswa dan mahasiswa menjadi
warga Negara yang baik. Sedangkan,
2.
pendidikan kejuruan
adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan
mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja secara
produktif dan professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang
lebih tinggi.
25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan
pendidikan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba
dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan Umum merupakan Pendidikan yang berkenaan dengan
perkembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan
masyarakat dan lingkungan hidupnya sedengkan Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan
yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
B. SARAN
Dalam
pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai referensi agar
makalah yang di buat lebih baik. Pelajari makalah yang telah di buat agar dapat
menambah wawasan lagi.
Demikian
yang dapat saya paparkan mengenai Perbedaan Pendidikan Umum dengan Pendidikan
Kejuruan, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis
banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
27